Jumat, 29 April 2011

JAMU MILLIHERB


JAMU MILLIHERB

JAMU MILLIHERB, atau MILLIHERBA, atau jamu Madura MILLIHERB, dikembangkan dari jamu Madura, dan sudah dipatenkan oleh Sriana Azis, Dra, Apoteker, Penemu, peneliti dengan nomor pendaftaran paten; P00200400356 dan P00200500730, dari Program Insentif Perolehan Paten Menteri Negara Riset dan Tehnologi pada tahun 2004 dan tahun 2005. Sebagian sediaan telah terdaftar pada Badan POM.
Sebagai penemu dan pembaharu jenis jamu Madura, dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan formulasi dan praktek pengobatan, berdasarkan atas konsepsi dosis kecil, sinergistik, memperbaiki fungsi sel, keseimbangan tubuh. Praktek pengobatan, dilengkapi dengan pengamatan keberhasilan dalam pengobatan.
MILLIHERB berarti dosis 500 milligram per kapsul herba kering sudah dapat membantu menjembuhkan atau menghilangkan gejala penyakit.
Formulasi penelitian dilakukan mengikuti rekayasa pembuatan berdasarkan atas jaminan mutu dan penggunaan dosis kecil untuk ramuan yang terbuat dari 30 hingga 100 jenis tanaman, dengan komposisi tanaman obat tidak beracun, rerempahan, dan sayuran.
Dosis kecil memberikan keyakinan bahwa, MILLIHERB mampu merangsang penormalan kembali keseimbangan tubuh dan tubuh menjadi sehat, sekaligus menghilangkan atau setidaknya menekan hingga seminimum mungkin efek samping yang diperkirakan dapat terjadi.
Jaminan mutu dalam rekayasa pembuatan MILLIHERB tidak sekedar hanya memilih bahan alam (tanaman) bermutu unggul, tetapi juga menerapkan pemenuhan kriteria dan persyaratan cara produksi obat tradisional yang baik untuk pelaksanaan proses bersih, dengan mencanangkan moto; “ Mutu hari ini lebih dari mutu kemarin, dan mutu akan datang lebih baik dari mutu hari ini ”.
Dosis kecil MILLIHERB memberikan kekuatan dalam penggunaan, baik untuk pencegahan maupun pengobatan. Dalam hal itu, pencegahan harus dinilai paling utama, sebab yang dilakukan sebelum timbul sakit; pemeliharaan keseimbangan tubuh mudah terwujud, dan kondisi sehat pun dapat dirasakan.
Hasil dari studi kasus terlihat bahwa dengan dosis kecil dapat menghilangkan dan menunda gejala penyakit. Misalnya batuk-pilek dapat disembuhkan dalam 3 hari dan talasemia dapat ditunda tranfusi darah sampai 8 bulan.
Pemeliharaan kesehatan menggunakan MILLIHERB dapat dilestarikan, sesuai paham yang sudah beratus tahun diyakini kebenarannya: “ Jadikan obat makananmu, dan jadikan makananmu obat ” (Hipocratus)“. Dengan dosis kecil dan paham Hypocrates, tidaklah perlu lagi ragu  untuk menggunakan MILLIHERB, baik untuk pencegahan maupun pengobatan. Juga tidak perlu ragu-ragu menggunakan MILLIHERB, padahal harus minum obat dalam terapi sakit dari dokter.  Misalnya, obat terapi, MILLIHERB jantung dengan obat jantung, efek terapi obat jantungnya dapat ditingkatkan atau obat dokternya dapat dikurangi secara pelan-pelan..
Dalam pengobatan, MILLIHERB digunakan untuk penyembuhan berbagai sakit, baik sakit yang belum ada obatnya. MILLIHERB digunakan untuk menyembuhkan dan/atau mengurangi rasa sakit, nyeri, dan peradangan; kegemukan; keracunan obat (narkotika); batuk; sembelit dan wasir, talasemia, sakit lever, batu empedu, sakit jantung, batu ginjal, ginjal bocor, prostat, maag, anemia dan leukimia, gula darah, tonik otak, tonik mata, penyakit kulit, tbc, lepra, kutil, reumatik, DBD, cikungunyah, herpes, dan bahkan untuk pengobatan tumor, kanker, sirosis, hepatitis C, lupus, fillariasis.

Pengertian pengobatan Milliherb
            Jamu Mlilliherb adalah proses dan pemanfaatan formula jamu temuan Sriana Azis Apt.dari bantuan Program Insentif Perolehan Paten dari Menteri Negara Riset dan Tehnologi dengan nomor pendaftaran paten P00200400356. Jamu Milliherb adalah jamu menggunakan lebih dari 30 jenis bahan herba yang tidak beracun atau tumbuhan dengan sinergistik, dosis kecil (mg) sebagai aktif factor untuk meningkatkan keseimbangan (hemostasis) dan fungsi sel tubuh. Dasar pembuatan jamu ini adalah Insya Allah semua penyakit ada obatnya..
            Tumbuhan yang di gunakan adalah sayuran, rempah dan tanaman obat Indonesia yang tidak beracun. Tanaman obat Indonesia banyak digunakan dan dibudidaya oleh Negara maju dan Cina, tetapi di Indonesia sendiri di abaikan. Produsen jamu di Indonesia cenderung menggunakan bahan baku dari luar negeri misalnya glingkobiloba, gingseng, jamur linci dll. Sebenarnya tanaman tersebut dapat di ganti dengan bunga teleng sudah di teliti di luar negri dapat di gunakan sebagai tonik otak. Gingseng dapat di ganti dengan samrego atau pasak bumi atau som jawa.
            Dalam pengajuan paten pertama kali bernama proses Pembuatan dan Pemanfaatan Formula Jammu Naturopati-homeopati agar tidak rancu dengan homeopati yang mempunyai kaidah penggunaan yang sangat rumit, dan cara formulasinya yang berbeda maka diganti nama menjadi Proses Pembuatan dan Pemanfaatan 5 Formula Jamu Milliherbs. Milliherb berarti dengan penggunaan 500 mg 3 kali 1 kapsul sehari sudah dapat menyembukan penyakit tertentu.
            Cara penggunaan obat MILLIHERBS untuk pengobatan sehari 3 – 6 kali 1 kapsul ( 500 mg) dan untuk pencegahan setiap hari 1 kapsul (500 mg) dari hasil penelitian kasus ternyata dengan dosis tersebut di atas dapat menyembuhkan penyakit, dan keberhasilannya mencapai 90 %. Kegagalan pengobatan pada umumnya karena mereka putus obat atau beralih ke pengobatan lain.

Sejarah Pembuatan Formula.
            Nenek sering membuat jamu untuk kepentingan keluarga. Pada tahun 1973 ibu terserang kanker servik stadium II A dan tidak dapat dioperasi karena umurnya sudah 65 tahun, serta menderita penykit hipertensi dan jantung. Pengobatan yang diberikan adalah radiasi dan setelah 6 bulan menjalani pengobatan radiasi, ibu merasa nyeri sendi dan tulang. Diagnosis dokter ternyata kanker sudah mulai menjalar ke tulang dan dianjurkan untuk pengobatan radiasi lagi, tetapi ibu tidak berkenan.
            Pada waktu itu dokter Gunawan (RSU TB Cisarua ) mengembangkan pengobatan singkong beracun untuk pengobatan kanker. Ibu mencoba terapi tersebut, 3 kali sehari mengkonsumsi singkong beracun mentah 15 g. Dan  ibu dapat bertahan sampai 3 tahun tanpa keluhan rasa sakit. Dua bulan sebelum wafatnya, ibu mengalami pendarahan, penyakit jantungnya menjadi parah, dan akhirnya wafat pada tahun 1976. Efek samping dari singkong beracun adalah adalah iritasi pada mukosa, hal ini terbukti karena kami sering ikut mengkonsumsinya terasa tidak enak di lidah dan kerongkongan.
            Dari pengalaman tersebut di atas, saya sering melakukan pengobatan diri  sendiri dan keluarga dengan menambahkan seduan sirih, seduan asem dan gula jawa, seduhan jahe dan kencur, jeruk nipis dengan madu atau kecap dicampur obat anti panas untuk mengobati flu dan batuk. Sering pula membuatkan jamu untuk penyakit kanker dan di konsumsi oleh keluarga dan teman, ternyata dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker.
            Pada tahun 1998 sebagai peneliti dan apoteker, serta mempunyai sarana buku rujukan dan adanya internet, maka mulailah saya membuat formula Obat Tradisional Madura Berkah. Pada awalnya setiap jenis obat terdiri dari 7-10 jenis sayur dan atau tanaman obat,karena keberhasilannya dengan dosis kecil masih rendah, kemudian jumlah jenis herba ditambah sampai 30 jenis herba, dan hasil pengamatan terlihat keberhasilannya sekitar 40-50%.
 Formula berkembang terus meneus sampai sesuai dengan berkembangnya pengetahuan, keluhan pasien berkurang dan keberhasilannya mencapai lebih dari 90% dengan studi kasus. Karena keterbatasan dana penelitian maka  pada awal tahun 1999, jamu ini mulai dijual ke masyarakat.
            Pada saat ini formula terdiri dari bahan utama, bahan untuk meningkatkan khasiat, dan bahan pengencer, serta lebih dari 30 jenis sayuran, rempah  dan atau tanaman obat Indonesia yang tidak beracun. Pada akhir tahun 2001 namanya diganti menjadi “Naturopati-Homeopati Madura Berkah” karena filosofi pembuatan formula sesuai dengan pengobatan Naturopati-Homeopati. Homeopati adalah dosis sangat kecil sebagai aktif factor untuk meningkatkan keseimbangan tubuh atau tubuh menjadi sehat.
            Pada tahun 2003 sesuai dengan kebutuhan pasien produk jamu Naturopatti-Homeopati menjadi 29 jenis dan bertambah lagi menjadi 31 jenis pada tahun 2005, yaitu ditemukannya 2 sediaan minyak kokomiristin minum dan oles.       Pada tahun 2003 atas nama pribadi dan binaan Menristek untuk mendapatkan insentif perolehan paten. Pada tahun 2004 mendapat insentif
Perolehan paten dari Menristek dengan jujdul “Proses Pembuatan dan Pemanfaatan 5 Formula Jamu Naturopati-Homeopati” dengan nomor pendaftaran  paten: P00200400356 dan pada tanggal 16 November 2005 mendapatkan lagi insentif perolehan paten dengan judul “Formulasi 5 Jamu Milliherb” dengan nomor pendaftaran paten P00200500730.
            Pada awal tahun 2005 nama paten diganti menjadi “Proses Pembuatan dan Pemanfaatan 5 Formula Jamu Milliherb”, karena dengan menggunakan nama naturopati-homeopati seolah-olah formulasi dan penggunaan obat ini sangat rumit seperti kaidah homeopati. Cara pemakaian jamu ini sama seperti obat modern, dan disesuaikan dengan gejala penyakitnya.
Pada pertengahan tahun 2007  jamu Milliherbs mulai didaftarkan ijin edar produk ke Badan POM dan sudah keluar 14 nomor produk dan 8 produk dalam proses.
Pada awal tahun 2008 kami mengembangkan obat luar formula empirik sangat sederhana Millikutil untuk menghilangkan kutil, tahi lalat dan mata ikan tanpa bekas. Sampai bulan Maret 2009 kami menemukan 7 formula lagi

Filosofi Pembuatan Formula Milliherb
  • Semua penyakit Insya Allah ada obatnya, tetapi belum ditemukan formula yang tepat untuk mengobati penyakit tersebut.
  • Harapan dari campuran tumbuhan tanaman obat dalam jumlah besar yang mempunyai khasiat empiris sama dapat sinergistik dan menurunkan dosis. Bila dosisnya kecil efek sampingnya dapat terabaikan.
  • Dosis kecil sekitar 500 mg per kapsul, sehari 3 kali 1-2 kapsul, Insya Allah dapat menghilangkan gejala suatu penyakit. Untuk mencegah penyakit setiap hari satu kapsul.
  • Tanaman obat Indonesia telah banyak di budidaya dan digunakan sebagai suplemen, obat fitofarmaka naturopati, dan homeopati di luar negeri tetapi belum di pergunakan di Indonesia, misal:
1)    Bunga teleng (Clitorea Ternatea) mempunyai efek sebagai tonik otak dengan baku standar piritinol atau biasa digunakan sebagai pengganti glinkobiloba.
2)    Patikan kebo (Enpharbia hirta) dan urang-aring (Eclipta alba) di budidaya di India, Australia dan Negara lainnya, digunakan sebagai obat homeopati atau fitofarmaka sebagai obat asma.
3)    Demikian pula pegagan (Centella asiatica), krokot (Portulaca oleracea) Kekucing atau caka mas (Acalypha indica) telah dibudidaya dan digunakan untuk obat atau sayuran di India dan negara lainnya.
4)    Memilih tumbuhan obat yang ada di sekitar kita atau yang mudah di cari, tidak beracun dan berkhasiat.
·         Banyak masyarakat mendatangi orang pintar yang tidak jelas kemampuannya sehingga sering kali terjadi keracunan. Misalnya penggunaan jus rebung mentah dapat menimbulkan kematian, karena rebung mentah mengandung HCN. Pada umumnya rebung di makan setelah di godok dan di cuci sehingga HCN nya menguap. Demikian pula daun katuk bila dimakan mentah 150 gr setiap hari dalam 4 -7 bulan  mulai timbul keracunan bronkiolitik ringan sampai  yang permanen, terjadi epidemi keracunan, di Taiwan dan Amerika pada tahun 1995.
·         Berasumsi meminum seluruh tanaman obat lebih baik di bandingkan dengan meminum ekstrak; karena kemungkinan masih ada zat berhasiat dan antidotum pada ampas,karena tidak semua zat terlarut dalam  pelarut.
·         Aman, murah, alami serta perawatan sangat lebih mudah dan praktis.

Proses pembuatan
     Jamu Millherb merupakan terobosan baru yang terbuat dari sayuran dan tanaman obat di Indonesia yang tidak beracun di sekitar kita, formula persediaan berdosis kecil (500 mg) sebagai aktif factor untuk meningkatkan keseimbangan tubuh, sinergistik dan campuran > 30 berba. Bahan utama diencerkan dengan penambahan tanaman yang mempunyai indikasi yang sama.
     Jamu ini berdosis kecil dan cara kerjanya adalah sebagai faktor untuk meningkatkan keseimbangan dan memperbaiki fungsi sel  tubuh, sehingga dapat menyembuhkan penyakit dan mencegah penyakit.
      Dosis jamu ini bisa di buktikan dan ada kemiripan dengan teori DR. Ralph Heinicke (1995) peneliti dari Hawai menyatakan bahwa zat aktif dari buah mengkudu bersama xeronin, dalam jus mengkudu mengandung pro-xeronina. Xeronin adalah alkaloid relatif kecil dan di dalam sel sangat aktif masuk ke dalam sel  serta bermanfaat untuk memperbaiki fungsi dari sel dalam tubuh.
     Hipotesis dosis kecil sebagai aktif faktor meningkatkan keseimbangan tubuh juga dapat dibuktikan dengan teori homeostasis sinergistik, dan memperbaiki fungsi sel. Homeostasis adalah pemeliharaan keseimbangan dalam tubuh agar stabil dan memerlukan kondisi spesifik agar bertahan dan berfungsi, seperti untuk melarutkan lemak selain lipase yang diperlukan asam empedu.
     Proses pembuatan jamu Miliherb terdiri dari 10 jenis herba sebagai bahan utama, 3-5 herba .dan untuk meningkatkanketersediaan hayati, dan lebih besar dari 15 jenis herba sebagai pengencer untuk sinergestik, vitamin dan mengurangi efek samping. Semua herba dalam formula secara empiris mempunyai khasiat yang sama .
      Semua herba dikeringkan dengan sinar matahari dan setelah kering dilanjutkan dengan pemanasan 40-50 C sampai kering, kemudian dihaluskan. Dari hasil uji pra klimik menyatakan bahwa pemanasan dapat menurunkan efek racun herba. Jamu tersebut diracik dari herba yang telah halus, dicampur dan di keringkan kembali, kemudian dimasukkan kedalam kapsul kosong nomor nol. Berat kapsul berkisar antara 460 - 500mg.



Tumbuhan Obat Yang Digunakan
   Tumbuhan obat yang digunakan adalah sayuran dan tumbuhan obat disekitar kita yang tidak beracun, dengan alasan mengapa harus memilih tanaman beracun? sedangkan tanaman yang bermanfaat dan tidak beracun juga masih banyak.
       
Tanaman obat yang digunakan  antara lain: 
·         Sayuran dan buah antara lain: saledri (apium graveolen), kangkung (ipomoea aquatica), koro (dolichos lablab),labu siem (sechium edule), labu putih (legenaria sicerata), oyong (luffa aqutangula), terong (solanum nigrum), jerus nipis (citrus aurantium), wortel (daucus corota), bawang putih (allium sativum), kedelai (glycine max), kacang hijau (phaseolus aureus), pisang biji (musa paradisiacal), labu merah (curcubita moschata), jagung (zea mays), ketumbar (coriandrum sativum), pare (Momordica carantia), wijen (sesamom indicum) dll.
·         Tanaman obat dan rempah-rempah antara lain: kunyit (curcuma domestica), kunyit putih (curcuma zedoaria), temu mangga (curcuma mangga), lengkuas (alpinia galangal), temu giring (curcuma heyneana), cabe jawa (piper retrofactum), meniran (phylantthus neruri), adas (foeniculumvulgare), brotowali (tinosphora crispa), lempuyang wangi (zingiber aromaticum), babakan pule (alstonia scholaris), kunci pepet (kaemferia angustifolia), asam jawa (tamarindus indica), sambiloto (andrographis paniculata), kencur (kaemferia galangal), secang (caesalpenia sappan), kayu manis (cinnamomum burmanii), daun ungu (grapthophyllum pictum), jambu biji (psidium guayava), benalu (scurrula atropurpuria), som jawa (tallinum paniculatum), jati belanda (guazuma ulmifolia), pace (morinda citrifolia), sirih (piper betle), dll.

Dosis sediaan kecil (mg)             
      Setiap jenis sediaan dimasukan ke pot berisi 50 kapsul 0 dengan berat berkisar 460 - 500 mg per kapsul. Untuk pengobatan penyakit digunakan setiap hari 3 - 6 kali 1 kapsul, per pot dapat di gunakan selama 1-2 minggu. Untuk pencegahan penyakit digunakan setiap hari 1 kapsul, per pot dapat digunakan selama 6 minggu.
     Ternyata dengan dosis  500 mg herba campuran kering, setara dengan kurang lebih 5 g  herba segar ternyata dapat menyembuhkan penyakit dalam beberapa hari, beberapa minggu sampai seterusnya tergantung dari penyakitnya.
      Dari hasil penelitian dosis herba tunggal bunga teleng dapat di gunakan untuk menyembuhkan penyakit jauh lebih besar, misal ekstrak dalam alkohol, bunga teleng dapat bermanfaat sebagai  tonik otak dengan dosis oral 300 – 500 mg /kg berat badan tikus, jadi untuk manusia dengan berat 50 kg dosisnya sekitar 15-25 g setara dengan 150 - 250 g herba kering atau setara dengan 1500-2500 g herba segar. Dari data tersebut di atas terlihat bahwa banyaknya campuran herba dapat menurunkan dosis sekitar 500-800 kali di bandingkan herba tunggal.

Pengembangan produk baru membuka peluang untuk mendapatkan hadiah Nobel                          
  1. Sejak tahun 1999 Jamu Milliherbs formulasi sediaan serbuk dalam kapsul berkembang terus sampai tahun 2004 campuran lebih besar dari 30 jenis sayuran, rempah dan tanaman obat Indonesia (TOI)  terbuat 32 sediaan produk untuk penyakit spesifik.
  2. pada akhir bulan Agustus 2005 ditemukan produk baru, bahan jamu dilarutkan dalam minyak kokomiristin sebagai anti oksidan, mengurangi rasa nyerti dan antiinfeksi.serta antivirus.  Kokomiristin atau kokotrimiristin adalah trigleserida dari minyak kelapa (Cocos Oil) diganti dengan miristin (gugusan minyak pala) sehingga gugus asam lebih panjang (C22). Trimiristin yang sedang laris di Eropa dan Amerika, dan dinyatakan trimiristin mudah diserap oleh kulit sampai epidermis sehingga dapat digunakan untuk pelembab dan pemutih. Dari hasil pengamatan selama 18 bulan pemasaran ternyata penyerapan minyak kokomiristin sangat baik misal, dioleskan ketempat yang bengkak dan atau luka dalam beberapa menit bengkak, luka dan rasa sakit hilang. Kokomiristin untuk dioleskan atau dikompreskan   untuk mengobati sakit giggi, sariawan, luka bakar, herpes, bisul, strok, jerawat, wasir, mengurangi rasa nyeri reumatik dan kanker. Kokomiristin bila  diminum 3 – 5 tetes berfungsi sebagai antioksidan, antivirus, antibakteri, asam urat dan,juga baik digunakan oleh penderita demam berdarah, cikungunyah, tifus,  TBC, amandel, penderita kanker, penderita jantung, dan penderita penyakit tua (degeneratif)..
  3. pada awal tahun 2008 diformulasi Jamu Milliherbs obat luar berbentuk krim adalah formulasi empirik yang sangat sederhana berbentuk krim untuk kutil, tahi lalat dan mata ikan dapat dihilangkan tanpa bekas. Krim turunan ke dua dapat digunakan untuk luka bakar, eksim, sporiasis, herpes, cacar air,  radang, bisul dan rasa sakit pada penderita lepra. Krim turunan ke tiga untuk encok, reumatik, antiradang, rasa sakit otot dan sendi, nyeri pada tubuh, nyeri karena strok, bisul, benjolan bahkan benjolan karena tumor, luka kanker, tiroid dan susut perut. Minyak turunan ke empat (2 formula) untuk menghilangkan rasa nyeri yang sangat parah, patah tulang dan lain-lain. Cara kerjanya lebih cepat dibandingkan formula 2.
Uji klinis pengobatan kanker, lepra, nefritis, lupus dan penyakit lain menggunakan kombinasi ke tiga jenis obat menjanjikan dan membuka peluang untuk mendapatkan hadiah Nobel. Selain formulasinya sederhana  dan khasiat hanya dalam 3 hari dapat mengurangi rasa sakit penyakit kanker stadium IV yang sudah luka dan dalam seminggu mulai dapat mengurangi rasa sakit sebaran kanker pada tulang, serta tidak mempunyai effek samping dan cara pengobatannya mudah.

Pemasaran Produk Milliherb Tahun 1999-2009
      Pada tahun 1999 produk dipasarkan melalui teman, tetangga, keluarga, babarapa dokter, bidan, dan apotik. Dari hasil pengalaman memang sukar untuk memasarkan produk baru. Setelah terbukti berkhasiat dan berhasil menyembuhkan penyakit, mulailah terlihat peningkatan pemasaran. Pemasaran   mempunyai rerata peningkatan 121 % per tahun.
       Masalah utama susahnya pemasaran obat tradisional ini adalah kurangnya peraturan perundangan yang menunjang pemasaran obat tradisional, dan sikap dokter yang menolak menggunakan obat tradisional dengan mitos obat tradisional dapat merusak ginjal dan hati. Hal ini hanya mitos dan belum terbukti.
      Dari hasil penelitian penggunaan obat di RSU DR SUTOMO setelah obat tradisional digunakan selama 4 tahun menyatakan keberhasilan pengobatan ginjal adalah tertinggi sebesar 40%, dan tidak ada tanda-tanda dan kerusakan ginjal  dan hati. Ada penelitian dari Jepang yang menyatakan obat tradisional dapat memperbaiki fungsi ginjal karena sebagai diuretik tidak mengeluarkan mineral dan protein.
Saran Pemerintah meneliti lebih lanjut tentang obat tradisional dapat memperbaiki fungsi ginjal dan hasilnya disosialisasikan pada dokter dan masyarakat luas.
      Dari Hasil pengamatan pada tahun awal pemasaran ternyata penjualan dengan cara penyebaran informasi dari mulut ke mulut lebih berhasil dibandingkan penjualan oleh dokter, bidan atau apotik. Pada umumnya dokter menjual obat tertentu yang diperkirakan pengobatannya membutuhkan biaya yang besar seperti operasi. Ngukur wasir untuk wasir dan Pentabatugin untuk ginjal bocor dan batu ginjal banyak digunakan oleh dokter. Paskalahir juga laku terjual oleh bidan. Dan di apotik tergantung dari banyaknya promosi dan banyaknya kebutuhan masyarakat sekitar.Misal, apotik A yang banyak terjual Mengkudu dan Perumgesik (untuk rasa nyeri); apotik B yang banyak terjual Ngukurwasir dan Antti Alergi dll.
      Hambatan utama pemasaran adalah karena Jamu Milliherbs belum dikenal oleh masyarakat luas karena  biaya promosi sangat tinggi.
     Pada akhir tahun 2007 jamu Milliherbs mulai didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan.  Empat belas (14) jenis produk telah keluar ijin edar dari  Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) dan 18 produk dalam proses pendaftaran.
    Bantuan promosi dari tahun 2004 sampai sekarang oleh Menristek dan Menperindak dalam pameran nasional dan internasional dapat meningkatkan pemasaran jamu Milliherb. Pada pertengahan tahun 2008 kami mendapatkan pembeli dari dokter spesialis kulit terkenal dengan pesanan berkisar antara 600 -   800 botol per bulan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar