Sabtu, 30 April 2011

DASAR FARMAKOLOGI HERBAL


DASAR FARMAKOLOGI HERBAL

            Farmakologi adalah pelajaran interaksi antara zat aktif biologi dengan sistem kehidupam.  Farmakologi meliputi farmakodinamik dan farmakokinitik. Farmakodinamik adalah pengetahuan tentang efek dari zat aktif di dalam tubuh. Farmakokinitik adalah  pengetahuan tentang efek tubuh terhadap obat  dan terutama mengenai kosentrasi yang dapat meningkatkan aktifitas.
Farinakologi adalah pengetahuan tentang kunci dari grup senyawa kimia dalam tanaman, tanaman mengandung banyak senyawa kimia.
Fitokimia adalah pengetahuan tentang senyawa kimia alami dan klasifikasi pola dasar kandungan zat dalam tanaman. Tanaman mengandung zat bergizi antara lain vitamin, mineral dan zat lain sebagai zat aktif efek farmakologi  dari tanaman. Pola dasar kandungan zat dalam tanaman terdiri dari metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer adalah penopang kehidupan tanaman meliputi enzim, protein lain, lemak, karbohidrat, dan klorofil. Metabolit sekunder (alkaloid, glukosida, tannin dan lainnya) adalah kandungan zat yang didak menopang kehidupan tanaman, kemungkinan untuk mempertahankan kehidupan di lingkungannya.
Fitoterpis atau herbalis adalah dokter, apoteker, dan pengobat yang mengobati pasien dengan menggunakan obat herbal. Pada umumnya fitoterapis menggunakan formulasi obat herbal yang mengandung banyak senyawa kimia sedangkan dokter konvensional (dokter modern) menggunakan obat tunggal.
Obat herbal dapat dibandingkan dengan makanan yang mengandung bahan kimia yang sangat kompleks sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Missal  obat herbal selain dapat untuk obat antinyeri dapat pula digunakan untuk meningkatkan imunitas. Oleh karena kompleksnya kandungan zat kimia, maka obat herbal sukar berkembang  karena bukti secara ilmiah sukar dilakukan.
Saling meningkatkan khasiat adalah konsep penting dalam farmakologi herbal. Dari hasil penelitian di luar negeri ternyata ramuan jamu lebih berkhasiat dibandingkan sediaan tunggal.  Misal cabe-puyang jamu berasal dari Jawa adalah tepat karena Cabe Jawa yang mengandung senyawa piperin yang dapat meningkatkan kelarutan zat berkhasiat dalam puyang atau lempuyang. Lempuyang adalah tanaman famili Zingeberaceae terdiri dari  kunir, temulawak, kencur, bengle dan lainnya.
Dari hasil uji klinik Shoba G., dkk (1998 – 1999)  kunir ditambah  cabe jawa (1%) meningkatkan bioavaibilitas pada jam pertama 2000% dan tidak menunjukkan adanya efek samping.. Karena zat aktif dalam lempuyang larut dalam lemak hanya 2 % yang larut dalam air. Begitu pula kunir-asam, asam dapat meningkatkan kelarutan zat dalam air dari kunir. Oleh  karena itu  ramuan jamu dapat menurunkan dosis. Sinergistik merupakan dasar farmakokinetik.
 Saran utntuk pembuat jamu; pembuat jamu harus banyak belajar tentang ramuan jamu nenek- moyang, pilihlah tanaman obat yang tidak beracun, dan khasiat tanaman obat, agar dapat memformulasi jamu yang berkhasiat. Harap pemerintah melakukan penelitian lebih lanjut tentang zat yang dapat meningkatkan khasiat dan menurunkan dosis.

Farmakodinamik dari kandungan zat dalam tanaman
Fenol sederhana dan Glykosida
Fenol
            Fenol adalah grup terbesar dari metabolit sekunder. Bentuk fenol terdiri dari bentuk sederhana  sampai molekul yang besar seperti tannin, antrakuinon, flavanoid dan koumarin.
Fenol sederhana  dan asam salisilat lebih asam dan lebih reaktif  Asam salisilat berkhasiat sebagai antipiretik, antiimflamasi, dan digunakan untuk arthritis. Asetosal (aspirin) adalah asam salisilat sintetik dapat digunakan sebagai antiplatelet. Jadi tanaman yang mengandung fenol dapat digunakan untuk pelancar darah pada penderita penyakit jantung. Maka blimbing wuluh, cerme, asam, jeruk nipis, kayu manis, dapat digunkan untuk tonik jantung.
Contoh asam fenol: asam salisilat, asam kafeat, asam galat, asam vanilat dan asm ferulat.
Fenol juga digunakan untuk antiseptik kuat, arbutin untuk bakteriostastik pada air seni, gastrodin untuk sedative dan tonik otak, asam vanilat untuk anemia, asam rosmarinat untuk antioksidan, asam rosmarinat dan asam klorogenat untuk tiroid dan antivirus.


Glikosida
            Glikosida adalah metabolit sekunder yang menghasilkan satu atau lebih gula terhidrolisa, gula disebut glukosa. Glikosida menghasilkan glukosa yang disebut glukosida. Komponen bukan gula dari molekul kemungkinan terdiri dari fenol sederhana, flafanoid, antrakuinon, triterpenoid, atau struktur lainnya yang disebut aglikon. Jika glikosida bereaksi dengan oksigen menjadi o-glikosida dan bengan c menjadi c-glikosida.  Ikatan glikosida sukar diserab oleh saluran cerna.
            Siano glikosida adalah turunan dari asam hidrosianat. Dengan struktur glikosida 2 hidronitril  dapat dihidrolisis oleh enzim beta- gikosidase menjadi sianohidrin. Zat ini tidak stabil berubah menjadi asam hidrosianat. Senyawa amigdalin dan prunasin merupakan  senyawa   siano glikosida. Dalam dosis kecil digunakan sebagai antitusif (Cina).
            Asam hidrosianat merupakan racun, misalnya terdapat dalam singkong beracun, rebung, gadung. Asam hidrosianat dapat berkurang sampai hilang   dengan pemanasan dan pencucian dengan air.
 Pada tahun 1970 dokter menggunakan sianogenik glikosida sintetik (amigdalin) dengan nama paten laetrile ( mandelonitrile   beta-glucuronide) sebagai anti kanker. Ternyata amigdalin tidak bermanfaat sebagai antikanker baik pada manusia ataupun binatang diperkirakan karena aktivitasnya terhadap kanker kecil.   Pada tahun 1972 dr. Gunawan dari RSU Paru Cisarua memperkenalkan singkong beracun  dikomsumsi sebesar 15 gr mentah 3 kali sehari digunakan sebagai obat kanker, dari studi kasus seorang ibu penderita kanker serviks dapat bertahan sampai 3 tahun tampa keluhan. Setelah 3 tahun terjadi pendarahan bukan karena penyebaran kankernya tetapi karena iritasi lambung.



Musilago
            Musilago adalah pengasaman bermacam-macam polisakarida. (gum, manna, hemiselulose, dan pectin). Struktur musilago terdiri dari bermacam-macam gula dan asam uronat (asam karboksilat derivate dari gula). Sifat musilago adalah sangat higrofilik atau  dengan air dapat membentuk gel. Musilako tidak diserap dalam saluran cerna.
            Musilago digunakan untuk; topical sebagai emolien dan demulsen, untuk pembengkakan dalam saluran cerna terutama untuk barier asam lambung, laksan,  batuk, asma, diabet. Plantago mayor (daun sendok) pada tikus sebagai barier asam lambung. Guargum sebagai barier asam lambung, dengan membentuk lapisan pada permukaan.

Minyak atsiri
            Minyak atsiri adalah campuran senyawa berbau harum mudah menguap dan   diisolasi dengan distilasi uap dari tumbuhan. Minyak atsiri (lavender, minyak kayu putih, minyal pala, dan lain-lain) digunakan sebagai parfum, aroma makanan, kosmetik, dan produk farmasi. Minyak atsiri digunakan sebagai aroma terapi.
            Minyak atsiri tidak larut dalam air, cairan berminyak, hampir tidak berwarna, menguap perlahan-lahan. Minyak atsiri dapat dibuat secara sintetik diperdagangkan sebagai pengganti minyak aslinya. Struktur  minyak atsiri secara teori terdiri dari lima carbon unit isoprene yaitu terpenoid terdiri dari dasar kelipatan10 karbon 2 unit isoprene. 10 karbon disebut monoterpen, 15 karbon disebut sekuiterpen dan selanjutnya. Hanya mono dan seskuiterpen yang terkandung dalam minyak atsiri. Terpenoid yang lebih tinggi tidak terdistilasi, diterpen ada dalam asam resin dan triterpen ada dalam saponin.
            Contoh monoterpen dalam minyak atsiri: limone, geraniol, borneol, tuyon, trans-anetol, eugenol. Alfa-bisabotol adalah seskuiterpen. Penggolongan minyak atsiri berdasarkan dari fungsinya. Komponen utama minyak atsiri terdiri dari hidrkarbon, alcohol, aldehid, keton, fenol, oksida dan ester.fungsi dari golongan ditetapkan dari efek farmakologi dan toksikologi. Contoh keton lebih aktif dan beracun dari pada alcohol; alcohol dan fenol lebih berkhasiat sebagai antimikroba; fenol lebih iritan.
            Aroma terapi adalah terapi  berdasarkan penggunaan minyak atsiri. Minyak atsiri dimasukan kedalam kulit lalu diserap ke dalam darah dalam jumlah tertentu. Cara penggunaan: dilakukan dengan pengasapan (inhalasi) atau dicampur dalam air mandi.  Berkhasiat sebagai antimikroba dan antispamolitik. Uji pra klinis dari minyak  timi dan origanum yang mengandung fenol lebih bermanfaat untuk kandida albikan dari pada  pseudomonas aeruginosa. Minyak kayu putih bermanfaat untuk stafilokokkus aureus. Aktivitas komponen minyak atsiri yang mengandung monoterpen tinggi berhasiat untuk antibakteri dan bukan antijamur. Sineol berguna sebagai antijamur.
            Minyak pipermint dan minyak kardamomum berkhasiat sebagai antispamodik atau karminativa dan mengeluarkan gas pada saluran cerna terlihat dari uji kinik pada 141 pasien, bila diberikan secara oral. Campuran minyak pipermint, sage dan rosemari khasiatnya meningkat.
             Minyak atsiri (terpiren-4-ol) dapat digunakan pula untuk  diuretik dan tidak menimbulkan efek samping terhadap ginjal. Karena sebagai diuretik, tetapi tidak mengeluarkan mineral dan protein.
Minyak atsiri (limonene, sineol dan alfapinen) berkhasiat untuk ekspektoran dan mukolitik  pada bronkhitis akut dan kronis serta untuk sinusitis. Obat ini banyak dituliskan oleh dokter di Jerman dengan nama Gelomyrtol dari minyak myrtle.
Minyak atsiri (melati, cengkeh, jintan hitam,  dll) berkhasiat untuk analgesic, anastesi, antiimflamasi dan sedatif.
Secara keseluruhan minyak atsiri berkhasiat untuk antiimflamasi, antiulser, spasmolitik, oestrogenik, ekspektoran, antibakteri, antivirus dan analgesic.
Perhatian efek racun: penggunaan dalam jumlah besar dapat menimbulkan aborsi. Minyak Tuyon dapat menimbulkan ketagihan  dan sakit kepala. Minyak Safrol (sassafras oil) menimbulkan karsinogenik (jangan digunakan).


Glukosinolat
            Glukosinolat adalah senyawa yang mengandung sulfur dan nitrogen, karena itu berasa pedas. Glukosinolat sendiri tidak terasa pedas. Bila glukosinolat kontak dengan enzim mirosinase akan terbentuk aglikon (isotiosianat) yang  pedas dan korosif. Distilasi uap glukosinolat akan menghasilkan isotiosianat yang disebut minyak mostar (mustard oil).
             Glukosionat terdapat dalam kobis, brokoli dan kobis Brussel. Minyak mostar pada umumnya di Eropah digunakan untuk koyo untuk nyeri dan antiimflamasi. Sediaan untuk oral digunakan untuk infeksi tenggorokan dan detoksifikasi penyakit kronis.
Perhatian efek racun: minyak asam mostar bersifat sangat korosif. Penggunaan plester dalam waktu lama akan akan menimbulkan bekas permanen pada kulit. Oleh karena itu minyak mostar dibuat kapsul enterik untuk infeksi tenggorokan, sinusitis, bronchitis dan infeksi saluran air seni.
            Goitrin adalah salah satu produk dari isotiosianat dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid (mengganggu penyerapan jodium). Oleh karena itu dapat memperparah penderita hipertiroid.
            Penggunaan utama glukosinolat adalah untuk pencegah kanker  terutama brassica dan telah dilakukan uji in vitro, pra klinik dan beberapa studi pada manusia. Danjurkan pada penderita kanker untuk sering mengkonsumsi brassica.

Flafanoid
            Flafanoid adalah senyawa dalam tumbuhan dan tersebar seluruh bagian tanaman. Berfungsi sebagai pigmen tanaman yang menimbulkan warna pada bunga dan buah. Flavanoid yang biasa dikomsumsi oleh manusia untuk diet. Buah dan sayur adalah bagian tanaman yang kaya flafanoid.
            Flavanoid berasal dari kata latin yang berarti kuning. Banyak flafanoid yang berwarna kuning, ada juga yang putih dan flavanoid antosianidin berwarna merah, biru atau ungu. Flavanoid juga terdapat dalam daun untuk mencegah kerusakan tanaman dari radiasi ultraviolet. Flavanoid terdiri dari bezen tunggal berhubungan struktur benzo-gamma-piron. Ia terbentuk dari 3 unit asetat dan fenilpropan. Glikosida flavanoid pada umumnya larut dalam air. Flavanoid terbagi dalam  3 senyawa jaitu flavon, flavonol, dan flavanon.
            Dalam uji in vitro flanoid untuk pemisahan system enzim, berarti flavanoid glikosida atau aglikonnya dengan konsentrasi secukupnya sudah dapat menimbulkan effek ini. Pada uji klinik pada beberapa orang sukarela mencoba quersetin dan apigenin, tidak berguna sebagai antiplatelet pada uji in vitro.
            Vitamin C terbentuk dari flavanoid dapat meningkatkan absorbsi, mencegah oksidasi dan substitusi sebagian untuk beberapa fungsi biologinya. Flavanoid berguna untuk pembengkakan yang diikuti inflamasi dan stasis
            Hasil uji klinik  campuran flavanoid dari 90 % diosmin dan  10 % hesperidin dengan dosis 1 g per hari membantu melancarkan darah dan mengurangi gejala haemoroid (wasir, ambeyen) akut.
            Dari uji in vitro menggunakan isolasi sel, flavanoid mempunyai efek antivirus, terutama 3- metoksilasi flavon aktivitas anti microbial mencegah terlepasnya histamine dari sel, aktifitas antiplatelet, tumor serta antikanker terutama metoksilasi flafon tinggi, spasmolitik, dan pencegahan otosklerosis seperti perubahan tulang. Digunakan pula untuk pengikat pada reseptor oestrogen
            Dari hasil uji pra klinis  pada binatang flavanoid, (biasanya berdosis tinggi) dapat mencegah aktifitas pertumbuhan kanter dan tumor , melarutkan lemak, melindungi hepar, anti luka, antidiare, antiinflamasi dan analgesik.
            Tanaman yang mengadung flafanoid antara lain jagung, labu siam, singkong, jeruk, pegagan, meniran,  sereh, teh dan lain-lain.

Tanin dan Oligomerik Prosianidin
            Seperti  flavanoid, tanin adalah senyawa polifenolat yang dapat menarik protein. Bila kadar tanin tinggi dapat mengendapkan protein dalam larutan. Tanin terdiri dari hidrolisat tanin dan kondensat tanin  (prosianidin atau proantosianidin).
Larutan hidrolisat tanin  akan rusak secara pelan-pelan.  Dapat dirusak pula oleh enzim dan asam. Kondensat tanin lebih cepat rusak menjadi senyawa monomer, terlihat dengan perubahan warna bila terkena udara. Gliserol dapat ditambahkan pada sediaan galenik dari tanin untuk mengurangi efek kerusakan. Tanin kompleks tidak dapat dicampur dengan ekstrak alkaloid. 
Tanin sukar terserap oleh kulit dan mukosa. Tanin sebagai astringen untuk  diare, tetapi tidak berkhasiat untuk kolera. Tanin (daun Jambu) berguna pula untuk obat pelangsing, tukak lambung ringan, homeostatik, pendarahan bagian dalam, jantung, demam berdarah, antioksidan dan inflamasi. Di Cina klembak digunakan untuk gagal  ginjal. Untuk pemakaian topical, luka bakar,  eksim dan infekssi virus.
Tanaman mengandung tannin: daun jambu, keningar, secang, pisang, delima, daun jamblang dan lain-lain.
Tanin dosis besar mempunyai efek iritasi. Penggunaan tanin sebagai astringen dalam jumlah besar dapat menimbulkan radang sampai terlukanya  saluran cerna, hepatotoksik, dan karsinogenik. Perhatian jangan menggunakan tanin sebagai astringen dengan dosis besar dan waktu yang lama. Gunakan Millisingset berdosis sangat  kecil.

Resin
            Resin adalah zat yng lengket, tidak larut dalam air, zat yang keluar dari torehan pada pohon. Resin melindungi pohon dari kerusakan. Resin seringkali mengandung minyak atsiri (oleo-resin). Resin mengandung diterpen dikenal sebagai asam resin, resin-alkohol dan resin fenol. Resin  larut dalam alkohol dan eter, tidak larut dalam air dan heksan,
            Kegunaan untuk astringen, antimikroba, antiseptik,  antiinfeksi local, leukositosis, inflamasi saluran cerna, radang tenggorokan dan sariawan.

Zat Pahit
            Rasa pahit ditimbulkan oleh senyawa monoterpen, sesquiterpen, diterpen, flavanoid dan triterpen. Tanaman yang mempunyai rasa pahit: sambiloto, bratawali, meniran, temu ireng, temu putih, kina, dan lain-lain.
Kegunaan utama untuk meningkatkan nafsu makan atau memperbaiki fungsi saluran cerna, fungsi hati, kelemahan, fungsi pakreas, batu empedu, diabet, alergi makanan, eksim, anemia, dan asma. Dari hasil penelitian di Jepang bermanfaat untuk antioksidan karena produk herbal dapat meningkatkan fermentasi atau merubah molekul kompleks menjadi molekul sederhana yang mudah diserab.

Zat Pedas
             Zat pedas terdiri dari kapsaisin dan piperin. Capsaisin adalah zat pedas dari cabai. Piperin adalah zat pedas dari lada, cabe jawa, sirih dan lain-lain..
             Kapsaisin biasanya digunakan sebagai obat luar untuk nyeri dari osteoarthritis, neuropati, neuralgia, psoriasis, pruritis, dan sakit kepala. Makan cabe dalam jumlah banyak dalam waktu lama dapat mengganggu saluran cerna.
             Piperin data meningkatkan ketersediaan hayati dari zat lainnya. Piperin  dapat meningkatkan khasiat obat atau herba lain karena dapat meningkatkan penyerapan dalam lambung. Piperin digunakan untuk meningkatkan kelarutan curcumin dari temu (kunir, temu lawak, temu mangga, bengle dan lain-lain).
Di Cina campuran bit dan lada digunakan untuk epilepsy sebagai antikejang

Saponin
            Saponin adalah glikosida. Dua  klas yang mendasari struktur aglikon atau sapogenin steroidal saponin. Tanaman mengandung saponin meliputi bayam, asparagus, kedelai, kacang-kacangan,  akar manis, ginseng, pace,  dan lain-lain.
                         Saponin dapat meningkatkan ketersediaan hayati dari zat lain. Kegunaan lainnya adalah  dapat menurunkan kolesterol, meningkatkan estrogen (akar manis) antivirus, anti jamur, antikanker dan menghaluskan kulit. Saponin digunakan untuk kramas (jerami, pelepah pisang), pelembab. dan menghilangkan ketombe.
Perhatian efek racun; saponin dapat mengiritasi lambung oleh karena itu kau minum OBH (obat batuk hitam dan pace minum setelah makan). Saponin lebih beracun bila diberikan secara suntikan  dapat menimbulkan kegagalan ginjal, karena terjadi hemolisa pada darah..


Glikosida Jantung
            Pada umumnya glikosida jantung adalah glikosida steroid tetapi bukan bukan saponin steroid. Glikosida steroid terdiri dari 23 karbon (C) dan 24 karbon  dan substitusi 2  - 4 gula sebagai oligo sakharida Tanaman ini telah  digunakan beratus-ratus tahun yang lalu dan telah tercatat dengan rapi. Tanaman berguna sebagai tonik jantung yang aman antara lain  kayu manis, kayu putih, pandan, kina dan lain-lain.
            Glikosida jantung juga berhasiat untuk tonik ginjal dan menurunkan hipertensi.

Antraquinon
            Antraquinon adalah senyawa fitokimia berdasarkan antrasen. Antrasen adalah 3 bezen yang saling berikatan. Antraquinon terdapat dalam kayu secang, asam trengguli, klembak dan lain-lain.
Kegunaan antraquinon adalah laksan, osteoarthritis, melarutkan batu ginjal. Tanaman yang mengandung antraquinon dapat meningkantkan kekayaan hayati.
Perhatian; antraquinon sintetik  atau obat modern dilarang karena dapat menimbulkan ketagihan, urin berwarna merah dan penggunaan dalam waktu lama dapat memicu timbulnya kanker. Ketagihan dalam hal ini berarti kalau tidak menggunakan tidak bisa buang air besar dan dosisnya meningkat terus.
Antraquinon dalam tanaman paling baik digunakan untuk pelancar air besar  karena jumlahnya sesuai dengan kebutuhan manusia.

Koumarin
            Koumarin adalah benzo-alfa piron. Koumarin tidak stabil, bentuk koumarin dalam tanaman adalah gugus hidroksil atau metoksi pada posisi 7 dan disebut koumarin sederhana. Koumarin sederhana berbau harum seperti vanili.
 Tanaman yang mengandung koumarin yang aman antara lain wortel, seledri, ketumbar, anggur dan lain-lain.
 Pada umumnya koumarin digunakan sebagai aroma, pewarna, antikoagulan, antiradang, antiinflamasi, meningkatkan immunitas, antikanker, hipertensi, vertiligo, bakterisida (anggur).
Fitooestrogen
            Fitooestrogen adalah fitokimia yang mempunyai aktifitas oestrogen. Tanaman kacang-kacangan famili Leguminoceae kaya oestrogen.
            Konsumsi  kacang-kacangan  setiap hari dapat meningkatkan fertilitas, menguatkan tulang, oesteoartritis, gejala pra dan pasca menopause, kolesterol, hasil uji klinik kedelai dapat mengobati kanker buah dada dan prostate, pelancar ASI dan lain-lain..
            Kontroversi penggunaan susu bayi dari kedelai, karena bayi akan mendapatkan  oestrogen lebih banyak dari susu kedelai dibandingkan dari dirinya sendiri. Apakah tidak berakibat terhadap produksi oestrogen diri sendiri sewaktu dewasa  ?. Hal ini perlu diadakan penelitian lebih lanjut..
            Pehatian; menurut dokter kacang-kacangan menimbulkan oesteoartritis, kropos tulang, dan asam urat. Hal itu tidak benar, dari hasil uji klinik mengkonsumsi ½ ons kacang-kacangan dapat mencegah oesteoartritis, kropos tulang dan tidak meningkatkan asam urat.
Alkaloid
            Alkaloid adalah senyawa alkalin- nitrogen terdapat dalam cincin heterosiklis dari tanaman dan menunjukkan ciri aktivitas farmakologis. Ada perkecualian misal  nitrogen dalam efedrin tidak dalam cincin heterosiklis. Kebanyakan alkaloid berwarna putih, ada pula beberapa yang berwarna.
            Struktur dasar dari  klas alkaloid meliputi pirolidin-higrin, piperidin-labelin, piridin-nikotin, indol-strihnin, quinolin-quinin, tropan-hiosiamin, purin(xantin)-kafein, imidazol-pilokarpin, quinolizidin-(norlupinan)-spartein.
            Kegunaan alkaloid meliputi, stimulant (morfin dan kodein), depressan (kafein dan kokain). Kegunaan lain sesuai dengan kandungan alkaloid dalam tanaman. Misal Ipekak mengandung alkaloid untuk emetik dan ekspektoran, alkaloid dalam ephedra mengandung alkaloid untuk diaforetik, antipiritik, antialergi, dan antiasma.
Farmakokinetik dalam tanaman obat
            Farmakokinetik adalah pengetahuan tentang efek farmakologi zat aktif (herbal) di dalam tubuh meliputi absorbsi, distribusi, metabolism dan eliminasi. Farmakokinetik herbal sebaiknya digunakan per oral dan atau dioleskan, bukan per injeksi. Bioavailabilitas atau ketersediaan hayati adalah derajat absorbsi zat aktif ke dalam aliran darah setelah minum obat.
 Farmakokinetik pada obat herbal ketersediaan hayati, zat aktif dan dosis belum diketahui dengan pasti dan harus diteliti lebih lanjut. Informasi farmakokinetik obat herbal yang harus dikembangkan  meliputi:
  • Efek famakologi herbal sebagai obat.
  • Informasi tentang dasar dosis rasional.
  • Infomasi ilmiah penggunaan secara in vitro atau in vivo bila dilakukan uji pra klinik secara injeksi bukan per oral. Karena ekstrapolasi sama sekali tidak dipertimbangkan bioavaibilitasnya.
  • Penilaian yang baik tentang keamanan dan efektifitas.
  • Antisipasi interaksi obat herbal yang utama.
  • Menbenarkan bukti efek sinergistik bahan obat herbal.
  • Penjelasan atau pastikan tentang bioavaibilitas dan efikasi obat herbal.
Pengetahuan farmakokinitik herbal adalah sangat unik dan kompleks. Hal ini disebabkan beberapa alasan sebagai berikut:
  • Bentuk kimia zat aktif dalam tanaman kompleks dan interaksi antar senyawa kimianya.
  • Bioavaibilitas setiap senyawa berbeda.
  • Komponen zat aktif sering kali belum diketahui, sukar untuk mengidentefikasi zat aktif.
  • Karakteristik dari famakokinitik sukar diprediksi.
  • Seringkali molekul polar  sangat besar sehingga sukar untuk memperkirakan bioavaibilitasnya.
Bioavaibilitas molekul herbal tergantung dari beberapa factor seperti tersebut di bawah ini:
  • Formulasi obat atau herbal
  • Besarnya molekul; molekul sangat besar mempunyai nilai bioavaibilitas  1 % atau kurang.
  •  Kelarutan dalam lemak; makin besar kelarutan molekul dalam lemak makin tinggi nilai bioavaibilitasnya, missal cardioaktif glikosida.
  • Zat yang larut dalam air mempunyai nilai bioavaibilitas sangat tinggi. Karena tercampur asam lambung di dalam perut dan melalui lapisan lemak menjadi molekul sukar larut dalam air sehingga nilai bioavaibilitasnya rendah.
  • Factor spesifik dari dinding usus yang dilalui obat meliputi interaksi dengan makanan, stabilitas dalam usus, perut kosong, metabolisme dan metablisme pertama oleh  hati.
  • Factor individu dari penderita, termasuk factor patologi
Interaksi dengan makanan; missal jus anggur atau jeruk nipis atau asam dapat meningkatkan bioavaibilitas 17-beta-oestrdiol dan metabolitnya oestradiol, serta obat seperti felopidin, kafein, nifedipin, siklosporin dan triazolam.  Berdasarkan hal tersebut diatas sebaiknya jamu diminum sebelum makan, karena dalam keadaan perut kosong dapat meningkatkan penyerapan  dan bioavaibilitas. Penambahan saponin, piperin, asam, dan zat pahit dalam formulasi obat tradisional atau jamu dapat meningkatkan kelarutan dalam air dan bioavaibilitasnya.
Informasi tersebut di atas dapat dijawab semua oleh sediaan Jamu Milliherb (42 sediaan) dengan kata lain meminimalkan kompleksitas efek farmakokinitik obat herbal. Informasi efek farmakokinetik Jamu Milliherb (Milliherba) adalah:
  • mempunyai efek farmakologi tertentu dan Insya  Allah keberhasilannya lebih besar dari  obat modern atau obat konvensional.
  • dosis jamu Milliherb hanya 500 mg kering untuk penyakit kronis sehari 3 kali 1 kapsul dan untuk penyakit akut  parah 3 kali 2 kapsul dan dikombinasi sediaan jamu lainnya untuk mempercepat kesembuhan.
  • informasi ilmiah secara in vivo telah dilakukan dengan studi kasus selama 10 tahun dapat mengobati penyakit spesifik dan penyakit yang belum ada obatnya.
  • Jamu Milliherb aman karena menggunakan lebih dari 30 jenis dari sayuran, rempah dan tanaman obat yang tidak beracun, serta dosis sangat kecil 500 mg serbuk kering sehingga efek samping dapat diabaikan. Di dunia belum ada jamu berdosis kecil dapat menyembuhkan penyakit, kecuali Jamu Milliherb..
  • Dasar formulasi jamu Milliherb adalah sinergistik antar herbal tidak beracun untuk meningkatkan absorpsi dan bioavaibilitas..
  •  Biovaibilitas berkisar antara 5 – 10 menit sudah terasa khasiatnya lebih baik dari obat modern.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar