SISTEM PENGOBATAN HERBAL
Dewasa ini telah diketahui bahwa binatang menggunakan tanaman sebagai obat untuk menyembuhkan penyakitnya. Demikian pula nenek moyang seluruh orang sedunia menggunakan tanaman sebagai obat. Semua komunitas dapat hidup sehat dengan lingkungan disekitarnya.
Menurut Hipocrates dan Galen dari Yunani sediaan herbal harus diformulasi. Oleh karena itu kemudian dibuat formula Materi Medika oleh Dioscorides pada abad pertama AD tentang 500 tanaman yang digunakan oleh tentara. Galen mengusulkan agenda penelitian untuk menetapkan keberhasilan pengobatan harus diobservasi 8 kondisi tersebut di bawah ini:
- obat harus berkualits bagus agar tidak dipalsukan
- penyakitnya tunggal dan tidak kompleks
- penyakit harus sesuai dengan indikasi obat
- obat harus lebih kuat dari pada penyakitnya
- harus dibuat catatan yang tepat tentang penyakit dan pengobatan selama berobat
- harus menjamin bahwa efek dari obat adalah sama bagi setiap orang setiap saat.
- harus dilihat bahwa efek dari obat spesifik untuk manusia
- harus dibedakan efek obat (kualitas) dari makanan (substansi).
Sistem pengobat sewaktu Kejayaan yang diabdopsi dari Yunani dan dikembangkan oleh pemerintahan Islam sewaktu kurun Abbasiah; oleh ar-Rhazi (Rhases), dan Ibn-Sina (Avicenna). Sistem Pengobatan Islam ini adalah merupakan dasar dari pengobatan modern dan diadopsi oleh negara Eropah oleh Montpellier dan Salerno serta dikembangkan sampai kini.
Pengobatan tradisional Cina berdasarkan pengobatan tradisionl spesifik dari nenek moyangnya dan dikembangkan oleh pemerintah Cina sejak tahun 1955 dengan kebijaksanaan setiap puskesmas menggunakan ramuan obat tradisional Nasional setempat dan menggunakan obat modern, sedangkan dari setiap 3 RSU ada 1 RSU dengan komposisi penggunaan pengobatan tradisional 75 % dan modern 25 % dilengkapi pendidikan dan tempat produksi obat tradisional. Sedangkan 2 RSU pengobatan modern 75 % dan tradisional 25 %. Karena kebijakan tersebut di atas obat tradisional Cina menguasai pasar dunia.
Sistem pengobatan Ayurveda dari India seperti herbal tradisional lainnya, ayurveda merupakan essential alopatik atau berdasarkan empiris (data nyata) dan pramatis (menurut kegunaan) herba. Kesembuhan lebih dinilai dari efek hilangnya gejala klinik tubuh dari pada teori. Pengobatan menggunakan herba pendingin untuk demam dan herba pemanas untuk penderita terasa dingin, dengan menggunakan obat yang antagonis dapat menormalkan keadaan pasien.
Pada abad 19 di Amerika Utara pengembangan pengobatan herbalis berdasarkan revolusi industri pengobatan hebalis dari Inggris. Nasional Institute of Medical Herbalis terbentuk pada tahun 1864. Sistem pengobatan tradisional berdasarkan data empiris turun-temurun dari observasi kondisi manusia, meskipun demikian dapat menggambarkan hubungan pengertian klinik dengan observasi fungsi tubuh dalam kesehatan dan penyakit..
Di Eropah sejak abat ke 18 berkembang di Jerman pengobatan homeopati oleh dr Samuel Hahnemann , garam jaringan biokimia oleh Schussler; dan pada adapt ke 20 obat antroposofikal ditimbulkan olek aspek holistic alami oleh Rudolf Steiner (Inggris). Juga ditemukan dasar-dasar berbagai pengobat yang merupakan pengobatan naturopati. Tradisional naturopati Eropah mengembangngkan dasar sediaan galenika untuk pengobatan naturopati. Pengaruh utama dari perkembangan obat tradisional Eropah di abad pertengahan adalah dosis obat herbal tunggal yang sangat besar untuk menyembuhkan penyakit, maka timbul kosep homeopati dengan sediaan berdosis rendah dikenal dengan tingtur induk. Homeopati berkembang pesat di Jerman dan dikenal di seluruh dunia. Dewasa ini berdasarkan fitofarmaka diragukan manfaat klinik sediaan homeopati.karena dosis yang terlalu kecil
Sedangkan sistem pengobatan Indonesia berdasarkan data empiris terkenal dengan jamu. Jamu adalah ramuan beberapa jenis tanaman untuk mengobati, mencegah penyakit, dan promotif. Karena strategi pengembangan obat herbal dengan pendekatan azas manfaat, ekonomi, dan legalitas bukan untuk pelayanan kesehatan. Oleh karena itu obat herbal berkembang sangat lambat terutama untuk perkembangan fitofarmaka dan jamu untuk suatu penyakit tertentu.
Jamu untuk promotif berkembang lebih cepat, tetapi sayang kecendrungan menggunakan bahan baku dari luar negeri lebih meluas. Missal menggunakan glinkobiloba dan echinase yang dapat diganti dengan meniran, pegagan dan bunga teleng. Sehingga banyak sediaan tradisional yang dipatenkan di luar negeri seperti Xenac untuk nyeri adalah campuran jahe dan lengkuas, Tumeric untuk kanker diisolasi dari kunir.
Demikian pula peraturan perundangan tentang obat tradisional digunakan di pelayanan kesehatan formal dibatasi hanya fitofarmaka. Sedangkan perkembangan produk fitofarmaka di Indonesia sangat lambat pada tahun 2005 baru dua ekstrak kumis kucing dan seledri untuk penyakit hipertensi yang masuk DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional) dan ada 6 sediaan fitofarmaka yang sudah terdaftar, oleh karena itu diperkirakan sampai akhir jamanpun jamu tidak dapat masuk dalam pelayanan kesehatan formal.
Dewasa ini telah ditemukan sediaan herbal berdosis kecil jamu MILLIHERBS ditemukan oleh Sriana Azis Apt dengan nomor pendaftaran paten P.00200400356. Penemuan ini berdasarkan filosofi semua penyakit ada obatnya, tetapi belum ditemukan formula yang tepat. Cara kerja berdasarkan sinergistik dari campuran lebih besar dari 30 herba, kebutuhan tubuh terhadap obat adalah sangat kecil dan aktif faktor untuk meningkatkan keseimbangan tubuh.. Milliherbs berarti dengan 500 mg herba telah dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit spesifik. Sebagai antifirus lebih baik dibandingkan sebagai anti infeksi, tetapi dapat menyembuhkan penyakit tbc atau lepra yang sudah resiten dengan obat modern. Insya Allah keberhasilan lebih besar dari 90 %, keggalan disebabkan karena putus obat.
Elemen pemikiran obat tradisional adalah setara dengan kejadian alam. pengobatan tradisional herbal meliputi:
- Pengobatan tradisional terutama ditekankan untuk ketidak seimbangan dalam tubuh dibandingkan untuk menghilangkan gejala.
- Instrument modern tentang keseimbangan tubuh terdiri dari keadaan iklim dan emosional atau yin/yang yang dikenal banyak orang..
- Ketidak seimbangan dalam tubuh menurut herbalis adalah ketidak seimbangan cairan dalam tubuh termasuk cairan darah sehingga dapat menyebabkan tubuh menjadi tidak sehat.
- Sistem pengotan tradisional diperkirakan sebagai effek placebo atau efek pada proses penyesuaian, karena efek penyembuhan belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu menghambat kepercayaan dokter terhadap obat tradisional. Teori ini tidak tepat dibuktikan oleh Dr. Ralpph Heinicke (1995) peneliti dari Hawai jus pace mengandung akalaoid yang relatif kecil (pro-seronin) dan sangat aktif masuk dalam sel untuk memperbaiki fungsi sel.
- Jamu Milliherbs menganut sifat sinergistik campuran herba lebih besar dari 30 jenis herba dapat menurunkan dosis sampai 500 mg herba dan dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Teori ini dapat menyangkal teori nomor lempat. Dari uji kasus penelitian jamu Milliherbs ternyata pengobatan untuk penyakit kronis, degeneratif, anti virus dan penyakit yang belum ada obatnya jamu lebih baik dari pengobatan modern.
- Obat tradisional bisa dikombinasi dengan obat modern.
- Validasi pengobatan herbal sukar dilakukan dan memerlukan biaya, serta perlu kerja sama antara industriawan dengan professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar