- HARAPAN KEAMANAN
Pada umumnya orang berpendapat bawah obat herbal adalah aman hal tersebut tidak benar. Hal ini benar apabila formulasi obat herbal tidak menggunakan tanaman yang beracun.
Formulasi yang paling aman dan berkhasiat adalah terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang tidak beracun, dipanaskan, berdosis kecil, dalam bentuk serbuk kering seperti jamu Miliherb. Pemanasan dapat menghilangkan efek racun dari herba. Tidak mungkin menggunakan satu macam tanaman untuk obat karena dosisnya sangat besar. Dari hasil uji praklinis 100 g kunir diberikan ke tikus tidak bermanfaat sebagai anti tumor, tetapi setelah ditambah 2 g lada berkhasiat dan bioavaibilitasnya pada jam pertama meningkat sampai 2000 kali selanjutnya turun sampai 56 kalinya.
Di bawah ini akan disajikan efek racun herbal:
Kasus efek samping obat herbal:
- Pada awal tahun 1990 di RSU Brussel 30 pasien mengalami gagal ginjal diikuti tumor intestine dan pipa mengecil disebabkan minum sediaan herbal untuk kurus dari China mengandung Aristolochia fangchi dan Stephania tretandra. Kedua tanaman ini tidak ada di Indonesia, tetapi tumbuh spesies lain Dalam buku rujukan dinyatakan mengandung asam aristolohiat sebagai racun pada ginjal.
- Pada awal tahun 1990 di Perancis ada beberapa pasien mengalami hepatotoksisitas karena minum Teucrium chamaedrys mengandung furanoditerpenoid dan diuji coba pada mencit sebagai hepatotoksis.
- Dari bulan Januari tahun 1990 sampai Desember tahun 1993 di RSU London ada 11 kasus kerusakan hati disebabkan minum obat herbal China untuk kulit.
- Di Denver (USA) ada kasus 3 anak 3 orang dewasa minum herbal China (Jin bu huan sama dengan pen si huan) sebagai penghilang rasa sakit mengalami keracunan. Pada anak-anak terjadi kercunan akut pada pertama kali penggunaan terjadi gangguan pada otak dan gangguan jantung. Penggunaan lama pada orang dewasa dapat menimbulkan hepatitis.
- Terjadi kasus hepatitis akut (USA) setelah menggunakan herbal China Ma Huang (Ephedra sinica) dipromosikan sebagai obat kurus dan meningkatkan energi. Sebenarnya dosis Ephedra sinica hanya 8 mg, bila berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada paru, demam, dan alergi.
- Pada tahun 1995 di Taiwan terjadi epidemik keracun parah pada paru yang permanen setelah minum jus 150 g daun katuk mentah setiap hari selama 7 bulan sampai 22 bulan, mulai terlihat keracunan setelah mengkonsumsi 4 bulan. Mengingat daun katuk banyak dikonsumsi untuk memperbanyak ASI di Indonesia dan sudah ada sediaannya. Cara mengatasi keracunan daun katuk pada ibu dan bayi harus dimasak , jangan setiap hari mengkonsumsi, dan dosis sehari 25 – 50 g daun katuk masak. Saran hindari makan daun katuk atau sediaannya pada ibu menyusui.
Tanaman beracun
Tanaman beracun yang dipaparkan adalah tanaman yang diperjual-belikan sebagai obat herbal. Di Inggris pemerintah membuat buku rujukan tanaman beracun dari negara tersebut. Buku ini menjelaskan tentang kasus efek racun setelah mengkonsumsi dalam dosis besar pada binatang atau manusia.
Peraturan tumbuhan obat tahun 1968 di Inggris menyatakan untuk tanaman obat beracun dan mempunyai dosis maksimal hanya dibolehkan untuk penggunaan obat luar. Pada penggunaan per oral hanya boleh diresepkan oleh dokter tidak boleh digunakan oleh masyarakat luas; daftar obat tersebut meliputi:
Aconitum spp,
Adonis vernalis (100 mg 3 kali/hari),
Arnica Montana (obat luar saja),
Areca catechu
Atropa belladonna ( herba 50 mg: radix 30 mg 3 kali sehari )
Bryonia alba
Chelidonium majus ( 2 gr 3 kali sehari )
Chenopodium ambrosioides
Chincona spp ( 250 mg 3 kali sehari )
Colchicum autumnale (100 mg 3 kali sehari )
Conium maculatum
Convallaria majalis ( 150 mg 3 kali sehati )
Coryananthe yohimbi
Crotalaria spp
Cucubita maxima
Datura stramonium (50 mg 3 kali sehari)
Digitalis spp
Duboisia spp
Ephedra Sinica (600 mg 3 kali sehari)
Gelsemium sempervirens (25 mg 3 kali sehari)
Hagennia abissinica
Heliotropium europaeum
Hyoscyamus niger (100 mg 3 kali sehari)
Juniperus Sabina
Mallotus phillippinensis
Mandragora officinarum
Papaver somniferum
Pilocarpus microphyllus
Podophyllum peltatum
Rauwolfia spp
Rhus toxicodendron
Senecio jacobaea
Strychons spp
Tanaman obat yang dilarang menurut peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2005, meliputi:
BAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN DALAM OBAT TRADISIONAL, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA
No | Nama Simplisia | |
1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. | Abri Semen (Abrus precatorius L) Aconiti Herba (Aconitum spesies) Adonidis vernalis Herba (Adonis vernalis L) Aristolochia spesies Belladonae Herba (Atropa belladonna) Colchici Semen (Colchicum altumnale L ) Colocinthidis Semen (Citrullus colocynthis L.Scharader) Colocinthidis Fructus Crotonis Semen (Croton tiglium) Crotonis Oleum Datura Semen (Datura spesies) Digitalis Folium (Digitalis spesies) Ephreda Herba (Ephreda spesies) Fillicis Rhizoma (Dryopteris fillix-max L. Schott) Justicia gendarussa Burm f Gum Resin (Garcinia hanburyii Hook.f.) Hydrastidis Rhizoma (Hydrastis canadensis L.) Hypericum Perforatum Herba (Hypericum he perforatum L.) Hyoscyami Folium (Hyoscyamus niger L.) Lantanae folium (Lantana camara L.) Lobeliae Herba (lobelia chinensis Lour) Methystici Folium (Piper methysticum Forst) Mitraginae Folium (mitragyna speciosa Korthais) -Nerii Folium (Nerium oleander L.) -Nerii Fructus Pinneliae Tuber Podophylii Rhizoma (Podophyllum emyodi Wall ex Hook Padophylii Resin Subadillae Semen (Schoenocaulon officinale(Schlecht) A Gray) Scammoniae Radix (Convolvulus scammonia L.) Scammoniae Semen Scillae Bulbus (Scillla sinensis Lour.) Strophanthi Semen ( Strophanthus spesies) -Strychni Semen (Strychnos nux-vomica L.) - Strychni Radix (Strychnos ignatil berg L.) Symphytum Folium (Symphytum offinale) | Biji Saga Herba Aconitum Herba Adonidis Aristolochia Herba belladona Biji kolkhisi - Biji/minyak cerakin Biji Kecubung Daun Digitalis Herba Efreda Akar Fillisis Gandarusa Gummi Gutti Akar Hidrastis St. John’s wort/ Klamath weed Daun Hiosiami Daun Tembelekan Herba Lobelia Daun Wati Daun Katom -Daun Oleander -Buah Oleander _ Akar Podofilum Damar Podofilum Biji Sabadila _ Umbi Skila Biji Strofanti -Biji Strihni -Akar Strihni Daun Konfrey |
Dalam rangka melindungi masyarakat dari efek racun herba pemerintah harus menetapkan dosis herba beracun lainnya seperti mahkota dewa (Ld 50 pada mencit 38,5 mg) karena telah digunakan oleh masyarakat luas. Serta menetapkan cara pengolahan herba beracun mengandung HCn (rebung mentah, singkong beracun dan lainnya), daun katuk, dan herba lainnya yang dapat dikurangi efek racunnya dengan pemanasan.
Efek racun lain
Dalam penggunaan lama dalam dosis besar dapat menimbulkan keracunan; meliputi:
- Kadang-kadang menimbulkan alergi kulit bila tersentuh peterseli (Petroselinum crispum), rumput babi raksasa (Heracleum mategazzianum), fammili Umbelliferea.
- Terjadi beberapa kasus alergi kulit akut dari obat herbal dari family Umbelliferae seperti kamomella.
- Menimbulkan ketergantungan seperti tanaman tembakau, ganja, kokain, dan opium.
- Terjadi beberapa kasus infeksi akut karena efek muntah dari obat herbal Aspidosperma quebrancho-blinco (50 mg 3kali/hari), Euonymus artopurpurea, Dryopteris filix-max, Ipomoea jalapa, ipomoea purpurea, Lobelia inflata (200 mg 3 kali/hari), Sanguinaria Canadensis.
- Pemberian obat herbal untuk ibu hamil atau menyusui harus berdosis sangat rendah dan tidak beracun seperti Jamu Milliherb, karena membahayakan pada janin dan bayinya. Tanaman obat beracun untuk ibu hamil dan bayi meliputi: Artemesia alsinthium et spp, Berreria vulgaris, Caulophyllum thalictroides, Chelidonium mayus, Chinchona spp, Crocus sativa, Dryopteris felix-max, Gossypium herbaceum, Hydrastis Canadensis, Juniperus communis, Mentha pulegium, Origanum vulgare, Phylolacca decandra, Rosmarinus officinalis, Ruta graveolens, Salvia officinalis, Sanguisorba canadensis, Tanacetum vulgare, Thuja occidentale.
Efek racun obat herbal dan makanan yang telah beredar
Di Eropah pada tahun 1992 melakukan penarikan peredaran dari obat herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat luas, karena dapat menimbulkan efek racun terutama pada hati, bila digunakan terus menerus dalam waktu lama. Herba tersebut meliputi:
- Angelica archangelica, biji dan herba tanaman tinggi yang tetap hijau.
- Barbery vulgaris, kayu dan akar murbai.
- Barago officinalis, herba dan bunga barago.
- Yuglan regia, sejenis kenari.
- Petroselinum crispum, biji peterseli.
- Pulsatillia vulgaris, herba tanaman yang cepat berbunga (asqueflower)
- Ruta graveolens, herba rue (daun dan bunga berbau harum).
- Tanacetum vulgare, herba tansy ( tanaman berbau tajam dan berbunga kuning).
- Vinca minor, herba tanaman rambat dan bergetah ( lesser perriwingkle).
Makanan beracun
Banyak makanan yang biasa dikonsumsi dapat menimbulkanmasalah pada sebagian masyarakat, meliputi seperti tersebt di bawah ini:
- Gandum, jawawut, rye (sejenis gandum) dan oats (sejenis gandum) terhidrolisa dalam saluran cerna dan iritasi pada intestine, banyak timbul kematian karena kolik perut dan sariawan.
- Biji aprikot, biji anggur, almon pahit, singkong racun, rebung dan tanaman lain yang mengandung HCN (sianida) terhidrolisa dalam saluran cerna dan iritasi pada intestine. Racun ini dapat dihilangkan dengan cara pencucian dan pemanasan.
- Famili kool mengeluarkan zat racun nitril dan gatrogenat tiosianat.
- Daun katuk mentah (150 g) dimakan setiap hari selama 7 bulan – 22 bulan dapat menimbulkan kerusakan paru permanen. Racun ini dapat dikecilkan dengan pemanasan dan jangan dikonsumsi setiap hari.
- Kentang yang berwarna hijau dapat menimbulkan kematian. Racun ini dapat gihilangkan dengan pemanasan.
- Kedelai, kacang merah, kara mengandung racun. Racun ini dapat dihilangkan dengan pemanasan.
Oleh karena hal tersebut di atas sebaiknya membuat jus baik dari buah-buahan ataupun sayuran harus direndam dalam air panas, biarkan sampai dingin, baru dijus. Pemanasan dapat mengurangi racun dalam tanaman, pestisida dan meningkatkan khasiat.
Keamanan Herbal
Dari hasil perhitungan statistik perbandingan efek samping herbal dan obat modern adalah 1 : 1000. Efek samping kecil karena tanaman terdiri senyawa kimia yang banyak dengan dosis sangat kecil dan dapat masuk ke sel untuk memperbaiki fungsi sel.
Efek racun terjadi bila digunakan dalam waktu lama, dosis besar, cara formulasi yang tidak tepat dan tanamannya termasuk tanaman beracun.
Oleh karena itu gunakan sediaan Jamu Milliherb berdosis kecil (500 mg herbal kering) dibuat dari sayuran, rempah dan tanaman obat yang tidak beracun, sehingga efek sampingnya dapat diabaikan sampai negative, meskipun digunakan dalam waktu lama.
Interaksi dengan Obat Modern
Informasi tentang interaksi obat herbal dan obat modern sangat sedikit. Interaksi ini meliputi ilmu farmakodinamik atau farmakokinitik. Interaksi obat ini harus diketahui zat aktif dari obat herbal. Sedangkan zat aktif utama dalam herbal sukar ditetapkan.
Oleh karena itu sebaiknya para herbalis memformulasi herbal yang berdosis kecil, beberapa jenis herbal dan dari herbal yang tidak beracun. Diberikan secara oral, dikurangi dosis obat modern dan diberi jedah waktu untuk meminimalkan reaksi interaksi dengan obat modern.
Kualitas Sebelum Pemasaran
Peredaran obat traditional harus mempunyai ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Himbauan pada pemerintah agar memperpendek jalur pendaftaran dan memperpendek waktu keluarnya ijin edar obat tradisional.
Demikian pula diperlukan pembinaan untuk pembuatan formula generik oleh pemerintah yang telah diteliti secara klinis dan dosis yang tepat. Agar masyarakat percaya efikasi obat tradisional dan membina Industri Kecil Obat Tradisional tentang formula yang berkhasiat.
Industry obat tradisional harus melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
Keamanan Sesudah Pemasaran
Pemerintah seharusnya melakukan penelitian efikasi dan efek samping dari herbal dan atau obat tradisional yang sudah beredar, serta melakukan tindakan penarikan produk yang tidak aman.
Kadang-kadang obat herbal tercermar baik obat tradisional dari Cina dan India, maupun dari Indonesia, cemaran meliputi:
- Cemaran logam berat atau mikroba
- Cemaran obat modern
- Cemaran dengan herba lain yang beracun.
Oleh karena itu pengawasan pemerintah atas peredaran obat tradisional dan produksi obat tradisional yang baik, serta pemantauan efikasi dan efek samping sangat diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar