Sabtu, 25 April 2015

Epidemi keracunan herba tunggal di dunia

Kasus efek samping obat herbal tunggal di dunia

  • awal tahun 1990 Pada di RSU Brussel 30 pasien mengalami gagal ginjal  diikuti   tumor intestine dan pipa mengecil disebabkan minum sediaan herbal untuk kurus dari China mengandung    Aristolochia fangchi dan Stephania tretandra. Kedua tanaman ini tidak ada di Indonesia, tetapi tumbuh spesies lain.  Dalam buku rujukan dinyatakan mengandung asam aristolohiat sebagai racun pada ginjal.
  •  Pada awal tahun 1990  di Perancis ada beberapa pasien mengalami hepatotoksisitas karena minum Teucrium chamaedrys mengandung furanoditerpenoid  dan diuji coba pada mencit sebagai hepatotoksis..
  •  Dari bulan Januari tahun 1990 sampai Desember tahun 1993 di RSU London ada 11 kasus kerusakan hati disebabkan minum obat herbal China untuk kulit.
  •  Di Denver (USA) ada kasus 3 anak 3 orang dewasa minum herbal China (Jin bu huan sama dengan pen si huan) sebagai penghilang rasa sakit mengalami keracunan. Pada anak-anak terjadi kercunan akut pada pertama kali penggunaan terjadi gangguan pada otak dan gangguan jantung. Penggunaan lama pada orang dewasa dapat menimbulkan hepatitis.
  • Terjadi kasus hepatitis akut (USA) setelah menggunakan herbal China Ma Huang (Ephedra sinica) dipromosikan sebagai obat kurus dan meningkatkan energi. Sebenarnya dosis Ephedra sinica hanya 8 mg, bila berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada paru, demam, dan alergi.
  • Pada tahun 1995 di Taiwan terjadi epidemik keracun parah pada paru yang permanen setelah minum jus 150 g daun katuk mentah setiap hari selama 7 bulan sampai 22 bulan, mulai terlihat keracunan setelah mengkonsumsi 4 bulan. Mengingat daun katuk banyak dikonsumsi untuk memperbanyak ASI di Indonesia dan sudah ada sediaannya. Cara mengatasi keracunan daun katuk pada ibu dan bayi harus dimasak ,  jangan setiap hari mengkonsumsi, dan dosis sehari 25 – 50 g daun katuk masak. Saran hindari makan daun katuk atau sediaannya pada ibu menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar